Suara disebarkan di udara melalui tubrukan beruntun antara partikel. Sebagai contoh, kita menggunakan suatu loudspeaker sebagai sumber suara. Membran loudspeaker bergerak mundur dan maju mengikuti amplitudo dari sinyal elektrik yang diterimanya, sehingga membuat partikel udara bergerak melalui kompresi dan dilatasi
Gambar 1.1 Kompresi (C = compression) dan dilatasi (R = rarefaksi) partikel udara
Sekarang kita ikuti suara yang tersebar dari loudspeaker. Sebagai permulaan kita asumsikan bahwa kompresi terjadi ke arah kanan diikuti dilatasi ke arah kiri
Gambar 1.2 Pergerakan loudspeaker
Loudspeaker bergerak dan mendorong partikel udara di sisi kanan (fase A) menyebabkan kompresi. Partikel ini kemudian mendorong partikel di sebelahnya dan memindahkan energi yang diterima dari loudspeaker. Loudspeaker kemudian bergerak lagi dan menyebabkan kompresi di arah yang berlawanan, dengan kata lain terjadi dilatasi ke arah kiri (fase B) sehingga membentuk kesenjangan udara yang dipenuhi partikel udara yang paling dekat. Partikel ini kemudian membentuk kesenjangan di sisi kanan, dan seterusnya. Proses ini menyebabkan partikel memindahkan energi dengan osilasi tanpa bergerak secara fisik sesuai dengan arah suara
Sebagai contoh, sebuah tutup botol anggur mengambang di suatu kolam air dan batu dilemparkan ke dalamnya. Tutup botol akan naik dan turun sesuai dengan gelombang yang menyebar tetapi tidak akan bergerak sesuai dengan arah gelombang.
Bila loudspeaker digerakkan oleh sinyal sinusoid, tekanan atmosferik yang berada di dekatnya juga akan memiliki laju sinusoid.
Gambar 1.3 Laju sinusoidal dari tekanan atmosferik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini!!