Tata cahaya/lampu
adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan teater. Sejak
ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasi dan
menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung
pementasan. Seorang penata cahaya/ lampu perlu mempelajari pengetahuan dasar
dan penguasaan peralatan tata cahaya/lampu yang selanjutnya dapat diterapkan
dan dikembangkan untuk kepentingan artistik pemanggungan.
a. Fungsi Tata Cahaya/Lampu
Tata cahaya/lampu yang
hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan
kemungkinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan
berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada
penonton tentang segala sesu-atu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya,
sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan
bekaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini
ada empat, yaitu pene-rangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir .
Penerangan. Inilah fungsi paling
mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap
objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya/panggung
bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi juga
memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area
di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur de-gan tujuan
dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui
laku aktor di atas pentas.
Dimensi. Dengan tata
cahaya/lampu kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan
dengan memba-gi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga
membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek dite-rangi dengan
intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton
menjadi datar. Dengan penga-turan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap
dan terang maka dimensi objek akan muncul.
Pemilihan. Tata cahaya/lampu
dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika
dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan menggunakan kamera maka
sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam teater, penonton secara
normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian
pada area atau aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya
berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas
serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
Atmosfir. Yang paling menarik
dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang
mempe-ngaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan
suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon. Tata cahaya/lampu
mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya
teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan
cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya
matahari pagi berbeda dengan siang hari.
Keempat fungsi pokok
tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi
memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan
memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensi-onal objek, suasana,
dan emosi peristiwa.
Selain keempat fungsi
pokok di atas, tata cahaya me-miliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara
berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang
dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
Gerak. Tata cahaya tidaklah
statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area
satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini
mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang
tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam
area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi perganti-an
cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara
langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda
melalui perubahan cahaya.
Gaya.
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis
atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya
mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya
Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di
luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya
membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang
dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.
Komposisi. Cahaya dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang
dihasilkannya.
Penekanan. Tata cahaya dapat
memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan.
Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga
membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang
senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki
maksud dari hal tersebut.
Pemberian tanda. Cahaya berfungsi
untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk
mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai
akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya
digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set.
b. Peralatan Tata Cahaya/Lampu
Kerja tata
cahaya/lampu adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dapat dikerjakan.
Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan
kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan
karena adanya peralatan tata cahaya/lampu yang memang dirancang untuk tujuan
tersebut. Penguasaan peralatan tata cahaya/lampu wajib dipelajari oleh penata
cahaya.
PAR 64
| ||||
Flood Halogen
| ||||
Double Sun Light
Double
sun light memancarkan cahaya berwarna-warni dan menghasilkan
efek putaran jeruji dari kedua tabungnya, biasanya digunakan
untuk latar belakang panggung.
| ||||
Martin MX-4
MX-4
adalah lampu scanner dengan desain modern yang menggunakan
lampu discharge 150 watt, sangat sesuai untuk suasana disko.
MX-4 mempunyai 19 gobo, 17 warna, dan efek strobo yang
luar biasa.
| ||||
Martin Roboscan Pro 518
Lampu
scanner kecil ini menggunakan roda warna dengan 18
warna dan roda gobo dengan 5 gobo yang dapat berotasi dan lensa
prisma 3 proyeksi.
| ||||
Martin Roboscan Pro 1220
Lampu
scanner 1200 watt ini mempunyai 9 warna, 9 gobo statis,
4 gobo rotasi, lensa prisma 3 proyeksi, elektrik iris dan focus.
| ||||
Martin Roboscan Pro 918
Desainnya
yang kompak dan fungsional dikombinasikan dengan
gerakan cermin yang sangat cepat, dua roda warna - masing-masing
dengan 9 warna, 9 gobo statis pada satu roda gobo, dan 5
gobo rotasi pada roda gobo yang lain, fokus dan iris,
dan lensa prisma 3 permukaan yang dapat berotasi.
| ||||
Martin MAC 250
Sistem
optiknya yang radikal dan sangat efisien menghasilkan
cahaya yang terang namun tetap lembut. Moving head ini menawarkan
12 warna, 8 gobo rotasi, lensa prisma 3 permukaan yang
dapat berotasi dan fasilitas fokus elektrik.
| ||||
Magnum Pro 2000
Tak
ada mesin asap portabel yang dapat menandingi hasil
asap Magnum Pro 2000. Keandalan dan kualitasnya telah membuat
Magnum Pro 2000 sebagai mesin asap terbaik di dunia
|