Juli 28, 2010

MIXING TUTORIAL 1

Mixing / Balancing adalah suatu essensi yang amat penting dalam suatu konten produksi, khususnya “Electronic Dance Music” why?
Karena pada dasarnya mixing di “dance” bukan hanya sekedar masalah perkara “balancing & panning” agar produksi kita terdengar bersih dan seimbang. TAPI disanalah biasanya terletak “emotion & power” Dari track buatan kita sendiri. That is why we DJ’s that made our own tracks were called “PRODUCERS” not “composer”, karena proses engineering & mixing relatif HARUS dilakukan oleh kita sendiri yang paling mengetahui arah & drive Dari track kita.

Khususnya bila mengikuti tren jaman produksi yang lagi “IN” disana, most of the productions were based on Good Engineering, apabila teman teman semua memperhatikan antara produksi sekarang dan beberapa tahun yang lalu : “Less Sounds were used & arrangements were becoming so much simpler” tapi kenapa sound nya tetap terdengar full, unique dan kaya?

That’s why today’s Dance Music production :
30% sequencing, 20% Good Sound / sample Selection & 50% on Mixing & Engineering

Conception for mixing

Bagi yang mencari breakdown yang simple maupun referensi dasar untuk menghindari miskonsepsi Dari arti dan pemahaman ( terutama bagi yang baru memulainya )

Mixing adalah prose’s stasi kedua dalam overall producing / remixing cycle, dimana kita pada dasarnya menempatkan masing masing tracks yang telah kita sequence dalam arrangement untuk DITATA secara leveling, stereo Panning placement, kontrol dynamic individual, menambahkan colour / character ( reverb, delay, filter & ADSR ) beserta “Harmonisasinya” dalam STEREO SUM / hasilnya yang telah digabung menjadi satu stereo Interleaved Tracks ( left and right), dan memiliki “Headroom” untuk kemudian menjalani Mastering / Final Stage.

Berikut adalah hal hal yang menjadi “AIM” maupun “Larangan” dalam mastering:

AIM
  • Mengincar balanced & harmonisasi Dari masing masing track antara satu sama lain Memperbaiki / memanipulasi source file ( audio & VST ) untuk menjadi sesuai dengan kemauan kita ( Gain & Effecting )
  • Mengejar overall dynamic dan stereo imaging Dari tracks yang kita kerjakan.
  • Menciptakan Headroom ( jarak overall gain ) Dari Peak, untuk memberi ruang kerja bagi prose’s Mastering

DO NOT

  • Meletakkan effects / plugins  pada master BUS yang berfungsi untuk memperbaiki / memanipulasi hasil mixing ( EQ, Compressor  & Effects apapun ) kecuali reference utility tools
  • Mengejar Overall Level mixing kita untuk kedengeran HOT / keras layaknya mastering

Pointers to be noticed before / during mixing

Pada dasaranya seluruh DAW technology & perkembangannya pada jaman sekrang bertujuan untuk agar kita dapat semakin memudahkan pekerjaan composing & mixing dan agar semakin lama dapat dilakukan secara lebih “mobile”. Disini saya tidak menentang atau menganjurkan teman teman untuk harus memiliki hardware mahal maupun outboard gear yang harganya jutaan di studio kamu.

Namun pada dasarnya, diluar komputer / laptop yang mumpuni untuk menghandle pekerjaan DAW software kamu . Secara prinsip tetaplah dibutuhkan AD/DA converter / Soundcard yang baik dan speaker monitor Near Field yang proper. Kenapa?

Soundcard : minimal harus dapat menghandle dengan standard bitrate paling rendah yaitu 24bit/44.1khz, dengan low latency DAW based driver (core audio / ASIO) yang memiliki DSP chip nya sendiri, sama cara kerjanya dengan VGA card kita, Soundcard yang baik selain memiliki latency rendah dan multi routing I/O sesuai  kebutuhan kita, dia juga menghandle beban kerja audio processing dalam komputer kita dan tidak membebankannya FULL kepada CPU kita. Dan yang lebih terutama, adalah untuk menghasilkan full range frequency spatial yang bebas noise & colouring ke speaker maupun headphone kita.

Monitor Near Field : Speaker Near field dibangun dan dirancang berbeda dengan speaker HIFI maupun home theater milikmu, karena mereka adalah “HIFI based’ yang memang di desain untuk memiliki “karakter” yang stand out masing masing sesuai kepuasan si pendengar, yang pada artinya, bahwa mereka tidak mereproduksi sound secara jujur / FLAT. Sedangkan Flat Near Field monitors di desain sedemikian rupa untuk mereproduksi sound Dari source nya  seakurat mungkin sehingga bertujuan agar kita mengetahui “bentuk asli” Dari masing masing individual track yang sedang kita kerjakan beserta detail di dalamnya ( reverberasi, noise, freq response & delay trim, etc etc )

Know Your Enviroment and Tools

Melanjutkan Dari topik bahasan mengenai utility speaker monitor yang kita miliki, juga perlu diketahui bahwa enviroment / ruangan kerja kita pula mengambil peranan yang amat tak kalah penting. Amat Vital untuk kita mengenal baik reverberasi dan pantulan dimensi Dari ruang kerja kita. Contoh paling konkret yang sering terjadi, Dalam ruangan yang memiliki ceiling besar, sound yang keluar “dry” pun dapat terdengar “roomy”, dan bahkan kadang kita dapat mengalami miskonsepsi akan karakter Dari delay yang kita apply dan hitungannya dikarenakan pantulan ruangan yag cenderung menipu.

Sama halnya dengan referensi sebelumnya, saya tidak “mengharuskan” supaya km membangun system kedap suara yang super professional dengan segala Bass trap Door, Double gypsum, diffuser etc etc ( although it would be nice.. ), namun intinya adalah untuk mengoptimalkan dan terutama MENGENAL karakter ruangan kamu masing masing. Banyaklah melakukan compare A/B antara hasil kerja km di ruangan tersebut dengan hasil track referensi lain yang sudah jadi,  maupun lakukan compare projectmu antara studio dengan conventional stereo system  yang sudah “fixed”, Begitu sudah terbiasa dan mengenal baik enviroment dan karakter speaker diruanganmua, maka biasanya cenderung km akan melakukan adjusting adjusting yang mungkin tidak Nampak normal bagi teman mua atau client yang baru pertama kali masuk ke studio milikmu… Leave it… its your room.. hehe..

NB : Perhatikan pula penempatan NearField dengan Segitiga Jarak jarak pendengar yang sesuai, serta penempatan tinggi yang sejajar dengan operator.

Serta AMAT DISARANKAN untuk memulai dan selalu melakukan prose’s mixing dalam LEVEL kekerasan yang sama untuk mulai membangun judgement yang baik.

Bersambung ke part 2...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini!!