1.8.1 Sinusoid murni
Sinusoid murni telah dijelaskan sebelumnya. Gelombang sinusoid diindera sebagai nada frekuensi yang sama dengan frekuensi sinusoid. Gelombang ini mudah untuk dihasilkan secara elektronik dan sering digunakan sebagai instrumen pengukuran.
1.8.2 Sawtooth wave
Sawtooth wave (gelombang gerigi) mengandung semua harmonik, dimana amplitudo dari setiap harmonik adalah setengah dari harmonik sebelumnya.
Gambar 1.16 Sawtooth wave
f = 1f, 2f, 3f, 4f, …, nf
A = 1, 1/2, 1/3, 1/4, …, 1/n
1.8.3 Square wave
Square wave atau gelombang kotak memiliki laju gelombang dan kandungan harmonik seperti yang digambarkan berikut:
Gambar 1.17 Square wave
Kita dapat melihat kandungan harmonik dari square wave murni terdiri dari harmonik genap. Amplitudonya menurun pada laju 1/f. Secara empiris, hal ini berarti harmonik kedua (harmonik yang memiliki tiga kali lipat frekuensi harmonik fundamental, karena harmonik yang memiliki dua kali lipat frekuensi tidak ada) memiliki amplitudo 1/3 dari harmonik fundamental, harmonik ketiga memiliki 1/5, dst.
f = 1f, 3f, 5f, dst
A = 1, 1/3, 1/5, dst
1.8.4 Triangular wave
Triangular wave memiliki kandungan harmonik yang mirip dengan square wave. Perbedaannya adalah penurunan amplitudo terjadi dengan laju 1/f2.
Gambar 1.18 Triangular wave
f = 1f, 3f, 5f, dst
A = 1, 1/9, 1/25, dst
1.8.5 Hypertone
Perbedaan utama antara harmonik dan hypertone adalah hypertone tidak berhubungan secara eksplisit dengan frekuensi fundamental sementara harmonik adalah perkalian integernya. Hypertone bergantung kepada instrumen musik yang menghasilkannya dan menambahkan karakter suara meskipun amplitudonya lebih lemah daripada amplitudo harmonik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda disini!!