April 06, 2011

WATT VS SPL

Dua kata yang menjadi headline diatas memang sudah sangat akrab di kalangan profesional audio. Walaupun keduanya berhubungan sangat akrab, namun pengertian antara keduanya kadang masih samar-samar.


Pasti seringkali kita mendengar “Sound systemnya berapa watt, mas?” Pertanyaan sesorang tentang besaran watt sebuah sistem biasanya dihubungkan dengan tingkat kekerasan sistem itu sendiri. Benarkah demikian?

Yang pasti, kekerasan bunyi sebuah sistem bukanlah tergantung pada seberapa besar watt yang kita kirim kepadanya. Akan tetapi tergantung pada berapa besar SPL yang dikeluarkan oleh sistem itu. Hal ini karena SPL (Sound Pressure Level), yaitu satuan ukuran untuk tingkat efisiensi speaker.


Sebagai contoh, katakanlah speaker kita mampu menghadirkan SPL 100db pada 1 watt 1 meter (hal ini dikenal juga dengan tingkat sensitivitasnya). Meningkatkan daya yang kita kirimkan hingga dua kali lipatnya, hanya akan mengakibatkan penambahan SPL sebesar 3db saja. Jadi pada 2 watt 1 meter hanya akan dihasilkan SPL 103db. Sedangkan pada 4watt akan dihasilkan 106db, 8watt dihasilkan 109db, dan seterusnya, hingga tergantung pada kemampuan handling si speaker tersebut.


Dan hal itu tergambar pada charts di bawah ini :

1 watt 1 meter 100db

2 watt 1 meter 103db

4 watt 1 meter 106db

8 watt 1 meter 109db

16 watt 1 meter 112db

32 watt 1 meter 115db

64 watt 1 meter 118db

125 watt 1 meter 121db

250 watt 1 meter 124db

500 watt 1 meter 127db


Sehingga secara teori, dari 1watt sampai 500W hanya akan ada peningkatan SPL sebesar 27db.

Padahal ketentuan masih sangat tergantung pada tingkat efisiensi sang speaker. Bisa saja pada sistem speaker yang kurang begitu efisien dengan spesifikasi 97db, 1watt 1 meter, kadang kita membutuhkan power dua kali lipatnya untuk mencapai SPL tersebut. Sedangkan pada speaker yang lebih efisien, yang katakanlah dengan spesifikasi 103 db, 1watt 1 meter, bisa saja kita hanya membutuhkan daya setengahnya saja untuk mencapai SPL yang sama dengan yang sebelumnya.


Dari bahasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa tingkat efisiensi sistem speaker ternyata memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap sistem touring. Kalau saja kita bisa mendapatkan SPL yang memadai dengan hanya menggunakan setengah jumlah loudspeaker dan powernya, itu akan sangat membantu dalam pengepakan di tuk. Hemat penggunaan truk juga berarti akan menghemat BBM, meminimalisasikan resiko dalam perjalanan, hemat tenaga kerja, hemat waktu dala pemasangan, dan sebagainya. Beberapa point itulah yang beberapa tahun belakangan ini menjaditantangan bagi tim riset di berbagai pabrikan spekaer dunia untuk membuat sistem speaker berefisiensi tinggi untuk kebutuhan touring dan sound production. Itulah sebabnya sistem speaker Line Array dengan masing-masing terapan teknologinya menjadi begitu populer belakangan ini.


Aturan yang berlaku pada penggandaan watt power itu juga berlaku terhadap penggandaan jumlah kotak speaker. Mari kita gunakan sebuah speaker full range yang sudah terdiri dari Hi Mid dan Low sebagai contoh. Katakanlah mereka berkemampuan 109db, 1watt 1meter.

Satu box speaker ini akan berkekuatan 109db, maka 2 buah box speaker yang sama (dengan rack powernya juga) hanya akan meningkatkan SPL sebesar 3db, sehingga menjadi 112db. Empat box menjadi 115db, 8 box 118db, 16 box 121db, dan 32 box 124db.

Pada 32 box sistem speaker untuk konser, secara teoritis akan menyajikan SPL sebesar 124db, 1watt 1meter. Dan pada 500watt per box akan memproduksi SPL sebesar 151db!

Begitulah teorinya. Masih ada faktor lain yang akan memungkinkan untuk terjadinya penambahan SPL. Misalnya dengan apa yang dinamakan “Couple Up”, yakni efek dari mendekatkan sebuah kotak speaker dengan kotak speaker lainnya. Sebagai contoh ketika 4 buah speaker low diset-up dalam 4 box diagram, masing-masing dari 2 box itu akan mendapatkan ekstra boost hingga 3db pada bagian low end-nya. Dengan demikian akan terjadi efisiensi speaker dari keempat box tersebut. Total penambahan SPLnya bisa mancapai 6db dari keempatnya.


SPL Vs Jarak

Jarak dengar terhadap speaker juga akan sangat mempengaruhi SPL. Itulah makanya makin jauh posisi kita dari speaker, maka penurunan SPL yang terjadi akan lumayan signifikan. Penurunan SPL yang terjadi ssuai dengan keterbalikan jarak.

Artinya penggandaan jarak dengar dengan speaker akan mengakibatkan penurunan SPL sebesar 6db.

Sehingga pada 32 box sistem speaker itu, untuk 500watt / box, maka secara teori akan dihasilkan SPL sebesar 151db pada 1meter. Dan pada penggandaan jarak menjadi 2meter, SPLnya akan berkurang menjadi 145db. Kemudian pada 4meter akan berkurang sebesar 139db, dan seterusnya.

Pada sebuah konser, dimana jarak antara penonton dan sistem speaker bisa berkisar antara 16 sampai 64meter, maka penurunan SPL yang terjadi malah bisa menjadi lambat, atau tidak terjadi dalam ukuran per 1meter, melainkan per area. Misalnya kalau jarak 16meter pertma terjadi penurunan level sekitar 24db, maka pada jarak 32meter berikutnya akan terjadi penurunan 12db (dari yang 24db). Sedangkan di jarak 64meter berikutnya, hanya terjadi penurunan 6db.

Pada event dengan area venue seluas ini, jarak ideal antara mixing console adalah 30 sampai 40meter. Dimana pada jarak ini, bunyi bocoran atau sound direct dari panggung sudah tidak terdengar lagi, sedangkan bunyi dari sistem speaker utamanya malah terdengar dengan kekuatan yang cukup baik. Jadi sangat berpeluang untuk menghasilkan mixing yang jauh lebih sempurna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda disini!!